Budidaya ikan air tawar di kolam jaring apung ikan, menggunakan jaring berlapis (japung), tersebar di danau buatan Jatiluhur. Waduk ini menggunakan tangkapan aliran Ci Tarum, setelah waduk Cirata dan waduk Saguling di sebelah selatan. Petani memberikan pelet 6 kali dalam satu hari, dan diperlukan satu kwintal untuk makanan ikan mas di kolam jaring ukuran 7 kali 14 meter, kemudian dipanen dalam waktu 3 bulan. Satu kotak ditempati 15 ribu hingga 25 ribu ekor benih ikan mas. Budidaya ikan air tawar dilakukan secara tumapng sari, ikan mas di kolam utama, ikan nila dan patin di tebar di jaring terapung pinggir kolam, dengan menggunakan jaring ganda.
Kolam jaring apung (KJA) di kawasan ini semakin padat, berawal dari 4.000 unit untuk kondisi ideal, kini berjumalah 20 ribu unit. Peningkatan ini berdampak pada pencemaran air dan lingkungan. Dalam jangka panjang, kelebihan kuota KJA pun bisa berdampak pada pendangkalan danau sehingga bisa mengurangi serapan debit air. Pemkab pun meminta kepada pihak pengelola waduk, yakni Perum Jasa Tirta (PJT) II, untuk melakukan penertiban KJA yang beroperasi di perairan waduk Jatiluhur.