Diselenggrakan setiap tahun, sebagai bentuk rasa ucap syukur kepada yang Maha Kuasa, diungkapkan dalam bentuk hajat lembur, arak-arakan hasil bumi, pertunjukan seni wayang, dogdog, toleat, celempung, gembyung, tutunggulan, kukudaan, kuda kosong, genjring bonyok dan sisingaan kesenian dari Ciater Subang. Acara dimulai sejak hari selasa (29/10), ditandai dengan pemasangan “sawan” dan “ngawawar” di pintu Hek muka desa, sebagai penanda helaran hajat lembur dimulai. Kemudian dilanjutkan dengan memotong kerbau, untuk di konsumsi yang akan dibagikan para tamu pada hari helaran. Gotong royong masih melekat di tradisi masyarakat Banceuy ini, dicirikan dengan melaksanakan semua kegiatan secara swadaya. Bagi mereka yang sanggup bisa memberikan donasi dalam bentuk rupiah, bagi yang tidak bisa, bisa diganti dalam bentuk suguhan tumpeng dan makanan khas. Menjelang helaran, secara bergantian warga dusun Banceuy, mempersiapkan koreografi tari-tarian, untuk persiapan helaran nanti. Pada malam jelang helaran, dilaksanakan acara ruwatan Gembyung Ragasuta pimpinan Abah Ukar dari dusun Ragasuta, bentuk kesenian seperti rebana, khas agraris priangan timur, yang berisikan syair puji-pujian kepada nabi Muhammad. Keesokan harinya dilanjutkan dengan helaran, arak-arakan hasil panen, kesenian dan pemangku adat yang dipimpin oleh Abah Karman dan Rohendi (alm), generasi kedua menggantikan Alm. Abah Karlan atau disebut juga abah Ahrub, yang telah meninggal tahun lalu (2012). Teks & Foto: Deni Sugandi
Gelaran Serah Taun (dalam bahasa Indonesia Serah Tahun), adalah ciri ritus adat agraris di priangan timur. Dikenal dengan acara Helaran Hajat Lembung Kampung Banceuy, Desa Sanca, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang. Helaran ini jatuh pada setiap rabu terakhir, menjelang 1 Muharam, dilaksanakan sehari sebelum (29/10, 2013) hingga hari rabu (30/10, 2013).