









Pulau yang memanjang dari barat ke timur, dibentuk oleh gunung-gunung api subduksi, melahirkan untaian keindahan dari titik nol pantai utara Riung, hingga ke puncak kerucut tertinggi Ile Mandiri di Larantuka. Saya berkesempatan menapaki kepulauan tenggara di Indonesia, dalam lawatan ke timur selama satu bulan. Menapakai Nusa Nipa di tenggara negeri ini, seperti mengulang sejarah peradaban manusia dan alam, yang dibentuk oleh waktu yang sangat panjang. Budaya lahir seiring manusianya berupaya untuk bisa bertahan hidup, menyesuaikan, dan setelah itu ia memaknai keberadaan alam bagian dari dirinya. Budaya kearifan gunungpun lahir Nusa Nipa yang kemudian dikenal kepulauan di tenggara. Kisahnya memiliki rangkaian cerita panjang, baik proses pembentukan pulau yang dibangun oleh gunung api, hingga bagaimana penghuninnya menciptakan kearifan lokal, melalui budaya yang terkondisikan keadaan bentang alam. Tanah yang subur disekitar gunung api, karena tanah mengandung andiosol, endapan material abu gunung api yang telah lapuk, kemudian memberikan berkah menjadi ladang pertanian yang subur. Namun dalam catatan Indeks Pembangunan Manusia, Nusa Tenggara Timur atau NTT berada di peringkat terendah dar 33 provinsi di Indonesia. Artinya kesengsaraan selalu menggelayuti roda ekonomi warga, padahal pulau-pulau ini dikarunia kekayaan alam yang melimpah.
Saya berkesempatan untuk melakukan penelusuran selama satu bulan penuh, tanpa henti. Dimulai dari Bali, Lombok, Sumbawa Besar, Flores, Timor dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, disingkat Flobamora. Untuk di wilayah NTT terdapat 1.192 pulau kecil, dan 760 pulau diantaranya belum memilki nama. Dalam perjalanan satu bulan saja tidak cukup, “Kalau menjelajahi kepulauan di Flores Timur itu lebih dari satu bulan” ujar Ambo Kerans, sahabat saya di Larantuka. Memang benar, Flores terlalu besar untuk waktu yang sesempit ini. Pengalaman mata tersebut kemudian dirangkum dalam kompilasi visualisasi foto, bermaksud mendalami Nusa Nipa dari tiga tema, sejarah pembentukan bentang lahan, gunung api dan budaya yang mendiaminya.
Leave a Reply