CADAS JONTOR MARIBAYA

MATAHARI MEREKAH DI TEPI BUKITTUNGGUL
MATAHARI MEREKAH DI TEPI BUKITTUNGGUL
SILUET DI GAWIR SESAR LEMBANG
SILUET DI GAWIR SESAR LEMBANG

LEMBAH MARIBAYA DALAM CAHAYA BERLAPIS
LEMBAH MARIBAYA DALAM CAHAYA BERLAPIS
DINDING SESAR LEMBANG BERLAPIS CAHAYA
DINDING SESAR LEMBANG BERLAPIS CAHAYA

PLATO CICALUNG LEMBANG JELANG MATAHARI TERBIT
PLATO CICALUNG LEMBANG JELANG MATAHARI TERBIT
Berada di titik patahan lembang kampung Cihargem, Ciburial Maribaya, yang membentang 22 km dari barat ke timur, terlihat gunung Putri, yang membentengi gunung Tangkubanparahu ke arah utara, bersanding dengan Gunung Burangrang di arah barat laut. Di sebelah timur, matahari terbit diantara Gunung Bukittunggul, Gunung Palasari dan Gunung Manglayang, gunung api kuarter yang telah tertidur panjang. Dari hulu Bukittungul, Ci Kapundung mengalir diantara sesar lembang, dari utara menuju selatan. Diantara celah dinding tebing terjal, Ci Kapundung mengikuti aliran lidah lava Gunung Tangkubanparahu 48 ribu tahun yang lalu, mengantarkannya membelah kota Bandung. Tahun 1810 Deandels mungkin takjub dengan Ci Kapundug, sehingga jantung kota tepat melintasi sungai ini. Di Cadas Jontor sesar Lembang, bila pada pagi hari, bisa menyaksikan perlapisan cahaya emas diantara dataran Cibodas, dinding tebing dan aliran sungai ke arah barat, membentuk dimensi antara terang ke gelap. Bila menghadap ke arah barat, akan terlihat Maribaya yang berselimut kabut jelang siang. Patahan Lembang kini dianggap aktif, dengan menggunakan pengamatan GPS. 2.000 tahun lalu patahan ini bergeser dan menimbulkan 6,8 skala gempa dan 500 tahun lalu patahan ini bergeser dengan menghasilkan 6,6 skala gempa.