PERJANJIAN KABOA DENGAN CHAINSAW

Bunyi mesin potong chainsaw itu menjerit pada setiap malam, karena siang hari beberapa Jagawana selalu waspada. Pada malamlah sedikit demi sedikit habitat vegetasi ini digerus untuk kepentingan ekonomi, hingga kini dinyatakan hampir 200 hektar tutupan hutan Sancang sudah terbuka. Itupun untuk cakupan kekayaan flora, tentunya berdampak pula pada faunanya. “Bukan menggunakan kampak lagi, tetapi sudah menggunakan chainsaw!” seru pemuka masyarakat, juga merangkap kuncen. Upaya kami sekarang adalah siap-siap tempur, tutupnya. Kalimat keras yang meluncur tegas dari seorang kang Adang, menyikapi pembalakan liar yang terorganisir.

Rupanya semenjak reformasi 1998, kegiatan kriminal ini telah membunuh mitos perjanjian antara Kiansantang denga Prabu Siliwangi. Pernah dikisahkan melalui kayu endemik Sancang, Kaboa, Prabu Siliwangi menentang Kiansantang, karena ia dan pengikut setianya hendak “ngahiang”. Inilah tuah sakti yang mampu menggagas Sancang menjadi suaka misteri berpuluh-puluh tahun yang lalu. Namun kini  wujud Maung Sancang penunggu Karang Gajah, sebelah timur Cipangisikan, kini telah berganti rupa menjadi mata uang merah merona. (denisugandi)