Gua kars di Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Sulawesi Selatan. Panjang gua batugamping ini kurang lebih 200 meter, berkahir di lubang jarum dan sementara dianggap buntu. Terdapat beberapa chamber, dengan pergerakan berdiri bebas, berdiri hingga membungkut ketika berpindah ruangan. Mulut gua menghadap ke arah timur, dengan ketinggian 5 m dan lebar lebih dari 10 m. Masarakat lokal menawarkan jasa antar dengan menggunakan penerangan lampu petromax. Ornamen gua terlihat sudah membantu dan menjadi fosil karena tidak lagi disuplai oleh resapan air di bagian eksokars. Di bagian dalam gua didapati mata air, dan sering digunakan tempat untuk bersemedi oleh pengunjung, karena dipercaya bahwa mata air tersebut bisa membawa berkah.
Taman nasional yang berada di gugusan kars, memiliki luas 43.750 ha. Memiliki habitat 250 jenis kupu-kupu dan 20 diantaranya dilindungi. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep, Barru dan Bone, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Bone, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkep.
Taman nasional ini ditunjuk menjadi kawasan konservasi atau taman nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.398/Menhut-II/2004 tanggal 18 Oktober 2004. Saat ini dikelola oleh Balai Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, yang berkedudukan di kecamatan Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memiliki berbagai keunikan, yaitu: karst, goa-goa dengan stalaknit dan stalakmit yang indah, dan yang paling dikenal adalah kupu-kupu. Bantimurung oleh Alfred Russel Wallace dijuluki sebagai The Kingdom of Butterfly. ©2014 Deni Sugandi