KONTINUM KESADARAN RUANG

Ruang itu adalah tempat di permukaan bumi, bersifat global maupun wilayah tertentu, dan saling terkait. Seperti peristiwa kabut asap pembakaran hutan di Sumatera yang mempengaruhi udara di Malaysia. Peristiwa tersebut menunjukan adanya keterhubungan antar ruang sebab akibat, setiap ruang tersebut dipengaruhi oleh ruang lainya.

ruang tersebut kemudian disebut spasial, pengertian tentang keruangan suatu obyek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak dan posisinya. Dapat diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainya yang saling mempengaruhi kontinum (keberlanjutan) peristiwa di muka bumi.

Pemahaman konsep ruang, kini manusia memetakan posisinya dalam konsep kesadaran spasial, aspek keruangan suatu obyek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak dan posisinya. Diberlakukannya suatu sistem referensi koordinat peta secara global, mengembangkan pengertian ruang kebumian. Pengertian aspek keruangan yang menunjukan lokasi, letak, dan posisi suatu obyek yang berada di bawah, pada, di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sebuah sistem koordinat referensi tertentu.

Titik referensi inilah yang akan menuntun kebijakan dan pengelolaan ruang, atas nama keberlangsungan hidup, saling terkait dan saling mempengaruhi, yang sebenarnya kita hidup diruang yang sama, disebut bumi.
Kars Citatah Padalarang ©2014 Deni Sugandi6°50’08.4″S 107°26’21.8″E
Dari Situ Ciburuy terlihat benteng alam kawasan perbukitan kars Citatah-Rajamandala, diketinggian antara 700-900 m di atas permukaan laut. Memanjang berarah timur-timurlaut di Tagogapu, utara Padalarang, dan ke arah barat-baratdaya Saguling di selatan Rajamandala. Perbukitan ini merupakan perbukitan lipatan dari batuan marine Tersier terdiri dari batulempung Formasi Batuasih, batugamping Formasi Rajamandala, batupasir-batulempung Formasi Citarum, dan breksi Formasi Saguling. Di daerah Tagogapu-Citatah-Saguling, morfologi yang menonjol adalah perbukitan Karst yang terjadi pada batugamping Formasi Rajamandala. Diantara lereng bukit, terlihat permukaan berwarna putih, menandakan kegiatan eksploitasi batu kapur, hampir seluruh bukit-bukit batugamping di kawasan itu tidak lagi utuh karena mengalami penggalian dan penambangan untuk keperluan industri. Perbukitan Karst yang terlanjur tereksploitasi sangat disayangkan karena memiliki nilai geologis, geomorfologis, dan arkeologis yang belum tereksplorasi.

Batang Hari Jambi ©2014 Deni Sugandi

Teluk Amurang Minahasa Selatan ©2014 Deni Sugandi1°15’00.6″N 124°31’11.7″E
Pulau Tatapaan disebelah utara Pulau Didike dan Tanjung Batutinoung, dibatasi lingkup kawasan teluk Amarung, Minahasa Selatan. Morfologi teluk berbentuk cekungan yang dangkal dan menonjol dikedua sisi, berfungsi meredam ombak, sehingga cocok untuk berlabuhnya perahu. Tahun 1521, Portugis mengendalikan perdangan rempah-rempah melaui Teluk Amurang, dengan membangun benteng-benteng di sepanjang pesisir, dari pulau didike dan Tanjung Batutinoung. Teluk ini menjadi saksi lalulintas perdangan antar pulau, menghubungkan dari Ternate ke Minahasa.

Sungai Kampar Riau ©2014 Deni Sugandi0°09’12.9″N 101°19’53.0″E
Batang (sungai) Kampar tampak meliuk-liuk seperti ular, menapaki lembah Bukit Barisan di Koto Panjang, Lima Puluh Kota Sumatera Barat, kemudian berakhir di peisisir timur Kampar Riau, berhadapan dengan Selat Malaka. Terlihat diantara lekuk sungai yang terputus disebut kali mati atau oxbow lake yang terjadi pada pola sungai menader. Kali mati terbentuk karena proses erosi dan sedimentasi tinggi, kemudian membelokan aliran sungai oleh mekanisme arus air.

Kars Gombong Selatan ©2014 Deni Sugandi7°43’2″S 109°22’33″E
Dari ketinggian 30.000 feet arah barat ke timur, tampak vegetasi menyelimuti perbukitan kars Gombong Selatan yang berbentuk kubah. Morfologi yang terbentuk jutaan tahun karena pelarutan (karstifikasi), memiliki sistem gua dan sungai bawah tanah aktif yang sangat kompleks. Diperkirakan kawasan seribu gunung di Fm. Kalipucang yang disusun batugamping terumbu, diyakini menjadi rumah bagi manusia purba, dari penemuan arkeologi berupa artefak, ekofak maupun fitur yang merupakan bukti adanya penghunian dan eksploitasi lingkungan di kala Plestosen hingga Holosen.

Stasiun Cipeundeuy dan jalan Provinsi Jabar
Stasiun Cipeundeuy dan jalan Provinsi Jabar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *